Bisnis kopi di Indonesia terus berkembang pesat sekaligus merajai pasar kopi modern di Asia Tenggara pada 2023 dengan besaran pasar yang diperkirakan mencapai US$947 juta. Hal ini didorong oleh pola konsumsi masyarakat yang semakin gemar menikmati secangkir kopi di luar rumah. Seperti pada data survei dari Goodstat, sebanyak 66% orang lebih memilih membeli kopi di coffee shop daripada menyeduh sendiri.
Melihat peluang tersebut, coffee shop pun menjamur, mulai dari lokal yang berfokus pada racikan unik hingga franchise kopi besar yang melebarkan sayapnya ke berbagai kota. Namun, seiring pertumbuhan ini, tantangan operasional dan pengelolaan keuangan semakin kompleks, terutama bagi bisnis kopi yang memiliki banyak cabang. Untuk terus relevan dan kompetitif di tengah industri yang dinamis, inovasi dalam sistem pembayaran dan manajemen keuangan menjadi kunci penting. Artikel ini mengulas tantangan dan solusi bagi bisnis kopi untuk tetap berkembang di era digital.
Strategi Bisnis Kopi: Sistem Franchise vs Management Sendiri
Ketika memutuskan antara menjalankan bisnis kopi model franchise atau membuka cabang baru sendiri, pemilik bisnis harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti biaya operasional, kontrol kualitas, hingga efisiensi manajemen. Model franchise memungkinkan ekspansi yang lebih cepat dengan pembagian risiko pada mitra, sementara membuka cabang baru sendiri memberikan kontrol penuh terhadap standar operasional dan pengalaman pelanggan. Namun, apapun model yang dipilih, tantangan yang dihadapi tetap serupa: operasional yang kompleks dan kebutuhan akan sistem manajemen yang andal.
Tantangan & Solusi Bisnis Kopi untuk Semakin Berkembang
Untuk terus berkembang di tengah persaingan yang ketat, bisnis kopi tidak hanya dituntut untuk menyajikan rasa dan pengalaman terbaik, tetapi juga harus mampu mengatasi berbagai tantangan operasional yang muncul seiring pertumbuhan. Berikut adalah tantangan utama yang sering dihadapi bisnis kopi dan solusi strategis untuk mengatasinya:
- Kesulitan Menerima dan Mengelola Pembayaran
Dalam bisnis dengan banyak cabang, arus uang harus dikelola secara efisien. Sayangnya, banyak bisnis kopi yang masih menghadapi tantangan dalam memonitor transaksi secara real-time dan otomatis. Sistem manual meningkatkan risiko kesalahan dan mengurangi visibilitas keuangan.
💡Solusi: Memanfaatkan Layanan Pembayaran Digital
Mengintegrasikan metode pembayaran non-tunai seperti QRIS, e-wallet, dan kartu debit/kredit dapat menjadi solusi utama untuk bisnis kopi yang ingin berkembang. Selain itu, layanan ini dapat dikombinasikan dengan program loyalitas untuk meningkatkan retensi pelanggan.
- Manajemen Keuangan Multi-Cabang
Melakukan rekonsiliasi transaksi dari pusat ke cabang membutuhkan waktu dan tenaga. Proses semi-manual sering kali memunculkan kesenjangan data dan menyulitkan pengelolaan laporan keuangan.
💡Solusi: Gunakan Layanan Fintech Pembayaran untuk Kelola Arus Uang
Layanan pembayaran seperti Wallet as a Service (WaaS) memungkinkan pemilik bisnis mengelola petty cash untuk penggunaan kebutuhan operasional setiap cabang dan memantau arus uang secara real-time. Solusi ini membantu operasional lebih efisien dan memastikan uang dipakai sesuai kebutuhan cabang.
Baca juga: Ini Rahasia TOMORO Coffee Membangun Transparansi Pengelolaan Arus Uang Kas
- Keamanan dan Transparansi Keuangan
Risiko fraud meningkat ketika transaksi masih dilakukan secara semi-manual. Selain itu, transparansi keuangan menjadi tantangan besar bagi bisnis yang ingin memastikan operasional yang bersih dan terorganisir.
💡Solusi: Gunakan Platform Pembayaran Digital yang Berlisensi
Gunakanlah platform pembayaran digital yang dilengkapi dengan sertifikasi, baik oleh regulator lokal, seperti BI dan OJK maupun yg sesuai standar industri, seperti PCI DSS. Pastikan layanan tersebut juga dilengkapi dengan sistem fraud mitigation yang kuat sehingga memungkinkan deteksi dini terhadap aktivitas mencurigakan dan mencegah potensi kerugian.
Selain itu, transparansi arus keuangan bisa terpantau secara real-time dalam satu dashboard, sehingga memudahkan Anda dalam merekap laporan dan memastikan semua transaksi sesuai dengan standar operasional. Dengan kombinasi keamanan tingkat tinggi dan pengelolaan yang terorganisir, platform ini menjadi solusi andal untuk mengatasi risiko fraud sekaligus meningkatkan transparansi keuangan bisnis Anda.
- Kemampuan Beradaptasi dengan Preferensi Konsumen
Konsumen saat ini semakin mengutamakan kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi. Metode pembayaran non-tunai, seperti QRIS, e-wallet, dan kartu debit/kredit, menjadi pilihan utama bagi banyak pelanggan. Coffee shop yang belum mengadopsi sistem cashless berisiko kehilangan pelanggan, terutama dari kalangan muda yang gemar minum kopi di coffee shop.
💡Solusi: Sediakan Ragam Opsi Pembayaran & Fasilitas Lengkap
Gunakan payment gateway dari perusahaan fintech payment seperti DOKU untuk menyediakan berbagai pilihan metode pembayaran digital. Hal ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan pelanggan tetapi juga mempercepat proses transaksi, mengurangi antrian, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Menurut survei Goodstat, 23% konsumen menganggap fasilitas coffee shop yang paling penting adalah colokan listrik. Dengan demikian, coffee shop dapat menjadi tempat yang tidak hanya menyediakan kopi berkualitas tetapi juga pengalaman yang relevan dengan kebutuhan pelanggan untuk Work from Coffee (WFC).
Bisnis kopi yang sukses di era digital tidak hanya mengandalkan kualitas rasa, tetapi juga inovasi dalam sistem pembayaran, manajemen keuangan, dan fasilitas yang relevan dengan kebutuhan konsumen. Mengadopsi layanan pembayaran digital dan teknologi finansial menjadi langkah strategis untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Siap untuk mengoptimalkan bisnis kopi Anda?